Prospek kerja teknik kimia – Prospek kerja teknik kimia menjadi salah satu pilihan menarik bagi para lulusan teknik yang ingin berkarir di berbagai sektor industri. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi dan manufaktur, prospek kerja teknik kimia menawarkan peluang karir yang luas, mulai dari sektor energi hingga pengolahan bahan kimia.
Baca juga: Contoh Soal Penalaran Umum SNBT Lengkap dengan Jawaban
Lulusan teknik kimia tidak hanya dibutuhkan di perusahaan-perusahaan besar, tetapi juga di berbagai start-up yang bergerak di bidang inovasi produk berbasis kimia. Oleh karena itu, prospek kerja teknik kimia sangat cerah, memberikan kesempatan bagi para profesional muda untuk mengembangkan karir yang menjanjikan.
Prospek Kerja Teknik Kimia: Peluang Karir yang Menjanjikan
Prospek kerja teknik kimia sangat beragam dan berkembang pesat seiring dengan kemajuan industri yang semakin canggih. Lulusan teknik kimia memiliki peluang karir di berbagai sektor seperti industri energi, pengolahan bahan kimia, manufaktur, hingga teknologi lingkungan.
Baca juga: SNBT 2025 Jadwal Pengumuman Seleksi Masuk PTN Bocoran Terbaru
Banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga ahli dalam teknik kimia untuk mengembangkan produk baru, meningkatkan efisiensi produksi, serta menjaga keberlanjutan dan ramah lingkungan. Bahkan, dengan perkembangan teknologi saat ini, banyak juga peluang di bidang riset dan pengembangan untuk menemukan inovasi yang dapat mendukung keberlanjutan industri.
Berikut adalah beberapa sektor yang banyak membuka peluang kerja untuk lulusan teknik kimia:
- Industri Energi: Teknik kimia dibutuhkan untuk mengoptimalkan proses produksi energi, termasuk energi terbarukan.
- Pengolahan Bahan Kimia: Lulusan teknik kimia dapat bekerja di perusahaan yang memproduksi bahan kimia untuk berbagai kebutuhan industri.
- Teknologi Lingkungan: Dalam mengatasi masalah lingkungan, lulusan teknik kimia berperan dalam merancang sistem pengolahan limbah atau teknologi ramah lingkungan.
- Manufaktur: Di sektor manufaktur, teknik kimia dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses produksi.
Rekomendasi Platform Belajar Cerebum untuk Persiapan SNBT UTBK
Untuk mempersiapkan ujian SNBT UTBK, terutama untuk jurusan yang berkaitan dengan teknik kimia, penting untuk memiliki persiapan matang dalam bidang sains dan matematika. Platform belajar seperti Cerebum dapat menjadi pilihan yang tepat untuk menunjang persiapan Anda.
Cerebum menyediakan berbagai materi dan soal latihan yang dirancang sesuai dengan kurikulum SNBT UTBK, sehingga memudahkan Anda dalam memahami konsep-konsep penting.
Keunggulan menggunakan Cerebum sebagai platform belajar adalah:
- Akses ke materi lengkap untuk persiapan ujian SNBT UTBK.
- Soal latihan yang disusun sesuai dengan tipe soal yang sering keluar di ujian.
- Pembahasan soal yang mendalam untuk membantu pemahaman materi.
- Fitur evaluasi untuk memantau perkembangan belajar dan memperbaiki kelemahan.
Baca juga: SNBT 2025 Jadwal Pengumuman Seleksi Masuk PTN Bocoran Terbaru
Dengan memanfaatkan platform seperti Cerebum, Anda dapat meningkatkan peluang untuk sukses dalam SNBT UTBK dan memasuki dunia pendidikan tinggi yang sesuai dengan minat Anda, termasuk di jurusan teknik kimia.
Belajar Contoh Soal!
Soal 1:
Bacalah teks berikut!
Tahu dan tempe merupakan makanan penting Indonesia. Tingkat konsumsinya hampir merata di semua wilayah. Dalam olahan Lokadata dari data Survei Ekonomi Sosial Nasional (SUSENAS) 2018, Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi keduanya lebih dari setengah kilogram. Konsumsi tahu sebesar 676 gr/bulan (per kapita) dan 625 gr/bulan (per kapita) untuk tempe.
Bila ditelusuri, konsumsi tahu terbanyak di wilayah Pulau Jawa, khususnya Jawa Timur. Bahkan jika dikalkulasi konsumsinya mencapai 2-3 kali lipat dari konsumsi nasional. Sedangkan penggemar tempe didominasi Jawa Timur dan Jawa Tengah. Daerah dengan konsumsi tempe tertinggi terdapat di Kabupaten Pasuruan. Kabupaten yang juga memiliki sentra tempe, yakni di Kecamatan Bangil.
Daerah yang dikenal dengan kualitas tempe yang khas—rasa gurih dan lezat tanpa ada rasa kecut (asam). Meratanya konsumsi tahu dan tempe di semua wilayah, tak diimbangi dengan produksi bahan utamanya, yakni kedelai. Sejak 2010-2018 impor kedelai Indonesia meningkat dari 1,7 ton menjadi 2,5 ton pada tahun lalu. Sedangkan produksi nasional mencapai 0,9 juta ton (982,5 ribu ton) pada 2018.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin, tahun lalu mengatakan, kebutuhan kedelai nasional mencapai 3 juta ton. Serapan mayoritas untuk produksi tahu dan tempe sekitar 87 persen dan sisanya 13 persen untuk bahan kecap dan tauco. Baik tempe maupun tahu, merupakan sumber protein pengganti daging dan mempunyai kandungan kalori cukup tinggi. Kalori 100 gram tempe sama dengan 192 kalori sedangkan kalori 100 gram tahu sama dengan 76 kalori.
Sumber: lokadata.id
Berdasarkan teks tersebut, daerah dengan konsumsi tempe tertinggi adalah …
A. Kabupaten Bangil
B. Kabupaten Bondowoso
C. Kota Semarang
D. Kabupaten Nganjuk
E. Kabupaten Pasuruan
Jawaban yang benar: D. Kabupaten Nganjuk
Pembahasan:
Soal 2:
Terdapat sebuah gudang yang di dalamnya berisi 500 kg terigu, 4,5 ton beras, dan 3 kwintal sagu. Berapa jumlah barang yang ada di dalam gudang tersebut?
A. 3400 kg
B. 4000 kg
C. 5000 kg
D. 5300 kg
E. 4500 kg
Jawaban yang benar: D. 5300 kg
Pembahasan:
- 4,5 ton beras = 4500 kg
- 3 kwintal sagu = 300 kg
- Total berat = 500 kg terigu + 4500 kg beras + 300 kg sagu = 5300 kg.
Soal 3:
Penyebab anak berkebutuhan khusus dapat bervariasi, termasuk kelainan perkembangan genetik, kelahiran prematur, atau pengalaman traumatis pada masa awal kehidupan. Faktor-faktor seperti gangguan neurologis atau ketidaknormalan perkembangan saraf juga dapat menjadi penyebab anak mengalami kebutuhan khusus dalam hal pendidikan dan perawatan kesehatan. Beberapa anak mungkin memiliki kondisi seperti autis, disabilitas intelektual, atau gangguan penglihatan atau pendengaran yang memerlukan perhatian khusus dalam pendidikan dan dukungan sosial.
Berdasarkan informasi di atas, manakah pernyataan berikut yang PASTI SALAH?
A. Kelahiran prematur dapat menyebabkan kebutuhan khusus pada anak.
B. Gangguan neurologis dapat mempengaruhi pendidikan dan perawatan kesehatan anak berkebutuhan khusus.
C. Pengalaman traumatis pada masa awal selalu menyebabkan anak berkebutuhan khusus.
D. Beberapa anak berkebutuhan khusus memiliki disabilitas intelektual.
E. Semua anak berkebutuhan khusus memiliki kebutuhan yang tidak sama.
Jawaban yang benar: C. Pengalaman traumatis pada masa awal selalu menyebabkan anak berkebutuhan khusus.
Pembahasan: Pengalaman traumatis pada masa awal tidak selalu menyebabkan anak berkebutuhan khusus. Faktor penyebabnya bisa beragam, dan pengalaman traumatis hanya salah satu faktor yang dapat menyebabkan kebutuhan khusus, bukan penyebab pasti.
Soal 4:
Diberikan informasi sebagai berikut:
- Kevin lebih tua daripada Wahyu
- Ombun lebih muda daripada Marchel
Jika Tino lebih tua daripada Marchel, berikut ini pernyataan yang benar adalah?
A. Kevin lebih tua daripada Tino
B. Tino lebih tua daripada Kevin
C. Wahyu lebih tua daripada Tino
D. Tino lebih tua daripada Ombun
E. Ombun lebih tua daripada Wahyu
Jawaban yang benar: D. Tino lebih tua daripada Ombun
Pembahasan: Berdasarkan informasi yang diberikan, Tino lebih tua dari Marchel, dan Marchel lebih tua dari Ombun, jadi Tino pasti lebih tua dari Ombun.
Soal 5:
Pemerintah menetapkan langkah prioritas nasional dalam upaya mengimplementasikan peta jalan Industri 4.0. Strategi tersebut diyakini dapat mempercepat pengembangan industri manufaktur nasional agar lebih berdaya saing global di tengah era digital saat ini.
Pernyataan:
i) Membangun ekosistem inovasi
ii) Mendesain ulang zona industri
iii) Mengurangi insentif untuk investasi teknologi
iv) Memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
v) Membangun infrastruktur digital nasional
vi) Inkonsistensi penerapan kebijakan pemerintah
Manakah pernyataan tersebut yang memperlemah argumen di atas?
A. ii dan iv
B. iii dan vi
C. iv dan v
D. i dan v
E. iv dan vi
Jawaban yang benar: B. iii dan vi
Pembahasan: Mengurangi insentif untuk investasi teknologi (iii) bertentangan dengan tujuan meningkatkan daya saing industri. Inkonsistensi penerapan kebijakan pemerintah (vi) juga akan menghambat implementasi peta jalan Industri 4.0. Kedua pernyataan ini justru dapat memperlemah upaya pengembangan industri yang berdaya saing global.